Aktivisme media sosial telah menjadi kekuatan yang kuat dalam membentuk politik di seluruh dunia, dan Indonesia tidak terkecuali. Salah satu kelompok yang telah menjadi terkenal dalam beberapa tahun terakhir adalah Laskar89, sebuah komunitas online yang menggunakan media sosial untuk mendorong perubahan politik di negara ini.
Laskar89, yang mengambil namanya dari tahun Indonesia menyatakan kemerdekaan, didirikan pada tahun 2014 oleh sekelompok aktivis muda yang frustrasi dengan keadaan politik di negara mereka. Mereka melihat media sosial sebagai alat yang ampuh untuk mengorganisir dan memobilisasi orang untuk mendorong perubahan, dan sejak itu mereka tumbuh menjadi kekuatan yang tangguh dalam politik Indonesia.
Salah satu masalah utama yang difokuskan Laskar89 adalah korupsi. Indonesia telah lama terganggu oleh korupsi endemik, dengan politisi dan pejabat pemerintah sering dituduh melapisi kantong mereka sendiri dengan mengorbankan publik. Laskar89 telah menggunakan media sosial untuk menyinari korupsi, berbagi cerita dan bukti kesalahan untuk meminta pertanggungjawaban yang berkuasa.
Selain memerangi korupsi, Laskar89 juga menganjurkan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar dalam pemerintahan. Mereka telah menggunakan media sosial untuk mendorong reformasi yang akan memudahkan warga negara untuk mengakses informasi tentang kebijakan dan keputusan pemerintah, serta meminta pertanggungjawaban pejabat atas tindakan mereka.
Salah satu keberhasilan paling menonjol dari aktivisme media sosial Laskar89 adalah peran mereka dalam pemilihan presiden 2019. Kelompok ini memainkan peran penting dalam memobilisasi pemilih muda, yang ternyata dalam jumlah rekor untuk mendukung penantang, Joko Widodo. Sementara Widodo akhirnya memenangkan pemilihan, upaya Laskar89 dikreditkan dengan membantu memberi energi pemungutan suara pemuda dan mendorong perubahan di negara ini.
Namun, aktivisme Laskar89 bukan tanpa tantangan. Kelompok ini telah menghadapi pelecehan dan intimidasi dari pejabat pemerintah dan pendukung, yang melihat mereka sebagai ancaman terhadap status quo. Pada 2017, beberapa anggota kelompok ditangkap dan didakwa menghasut kebencian dan menyebarkan berita palsu, sebuah langkah yang secara luas dikritik sebagai upaya untuk membungkam perbedaan pendapat.
Terlepas dari tantangan ini, Laskar89 tetap berkomitmen untuk menggunakan media sosial sebagai alat untuk perubahan di Indonesia. Mereka terus mendorong transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar dalam pemerintahan, serta untuk reformasi yang akan bermanfaat bagi rakyat Indonesia. Ketika media sosial terus memainkan peran yang semakin penting dalam politik di seluruh dunia, kelompok -kelompok seperti Laskar89 berfungsi sebagai pengingat yang kuat tentang potensi aktivisme online untuk membentuk masa depan suatu negara.